Boyolali - Waduk cengklik, adalah salah satu aset milik Negara dan salah satu waduk yang kerap di datangi warga guna untuk menghabiskan waktu seperti memancing ataupun sekedar bersantai dengan menikmati indahnya Waduk Cengklik. Waduk Cengklik yang terletak di Boyalali ini dikabarkan akan dilakukan sebuah proyek. Yakni memperluas daya tampung waduk. Diperkirakan waduk yang dibangun pada zaman penjajahan Belanada itu akan kembali mampu mengairi area pertanian atau persawahan warga hingga ke wilayah perbatasan antara Boyolali dengan Karanganyar. Waduk Cengklik Boyolali ditargetkan mampu menampung air hingga 15 juta meter/kubik setelah pengerukan sedimen tahun lalu.
Samidi yang tak lain adalah ketua Gabungan Perkupulan Petani Pengguna Air (GP3A) Tri Mandiri ini menyampaikan bahwa volume waduk cengklik yang saat ini belum diketahui batasan maksimalnya. Ia baru bisa memantau volume maksimal Waduk Cengklik paling lambat akhir bulan Februari ini nanti.
"Saat ini curah hujan yang cukup deras, Kami pun hanya mampu memprediksi maksimal pada akhir bulan Februari nanti permukaan waduk baru akan mengalami kenaikan atau penuh dan pada saat itulah volume waduk baru akan terlihat nantinya" Uajar Samidi.
Terkait dengan kelanjutan proyek Pengerukan Waduk Cengklik ini, Samidi belum bisa memastikan hanya saja Samidi berharap proyek ini akan berjalan sesuai dengan rencana awal, Yakni akan dilanjutkan pada Tahun 2017.
"Saya sampai saat ini belum mendatangi dan menghadap ke jakarta lagi, Sesuai dengan rencana pada awalnya, Proyek Pengerukan Waduk yang telah dilakukan pada tahun kemarin 2016 seharusnya tetap dilanjutkan ditahun 2017" Ujarnya.
Samidi pun juga bekata bahwa " Dahulu Waduk Cengklik ini mampu mengairi Sampi Desa Giriroto yang berbatasan dengan Karanganyar, Karena sekarang debit air habis mencapai untuk wilayah terdekat saja. Dan ketika memasuki musim kemarau Volume Air Waduk Cengklik bahkan hanya dapat menyisihkan 5.000 meter / Kubik, Hal inilah yang membuat area pertanian di wilayah ujung timur tidak mendapatkan jatah air irigasi. Dan merurut Sumadi Volume air waduk cengklik yang dulu pernah menembus 17,5 jta meter per kubik pada tahun 1975 silam, akan tetapi seiring waktu berjalan, Jumlah sedimen yang kian terus menumpuk dan mengurangi daya tampung Waduk Cengklik dan saat ini pun waduk cengklik hanya mampu menampung volume air sekitar kurang lebih 10.5 juta meter / kubik jelasnya.
Sedangkan ketua P3A Nogosari Sadino ini juga mengaku heran dengan sejumlah bangunan permanen yang didirikan di saluran irigasi karena dengan adaya beberapa bangunan yang sudah diluruskan sertifikatnya sehingga tanah tersebut menjadi kepemilikannya, Bahkan ada juga yang siap membayar berapun harganya asalkan bisa mendapatkan sertifikat, Padahal tempat inikan adalah salah satu aset Negara."Ujarnya.
Sadino juga mengatakan, Selain didirikannya bangunan permanen di sekitar saluran irigasi, Faktor lain yang menyebabkan berkurangnya volume daya tampung waduk cengklik ini dengan banyaknya pohon-pohonan yang memang sengaja ditanam di atas tanah aset irigasi, Dan salah satunya adalah pohon jati, Pohon ini memamng sengaja ditanam oleh warga karena dipergunakan untuk kepentingan pribadi mereka saja.(Boyolali,2/17)
Waduk Cengklik |
Samidi yang tak lain adalah ketua Gabungan Perkupulan Petani Pengguna Air (GP3A) Tri Mandiri ini menyampaikan bahwa volume waduk cengklik yang saat ini belum diketahui batasan maksimalnya. Ia baru bisa memantau volume maksimal Waduk Cengklik paling lambat akhir bulan Februari ini nanti.
"Saat ini curah hujan yang cukup deras, Kami pun hanya mampu memprediksi maksimal pada akhir bulan Februari nanti permukaan waduk baru akan mengalami kenaikan atau penuh dan pada saat itulah volume waduk baru akan terlihat nantinya" Uajar Samidi.
Terkait dengan kelanjutan proyek Pengerukan Waduk Cengklik ini, Samidi belum bisa memastikan hanya saja Samidi berharap proyek ini akan berjalan sesuai dengan rencana awal, Yakni akan dilanjutkan pada Tahun 2017.
"Saya sampai saat ini belum mendatangi dan menghadap ke jakarta lagi, Sesuai dengan rencana pada awalnya, Proyek Pengerukan Waduk yang telah dilakukan pada tahun kemarin 2016 seharusnya tetap dilanjutkan ditahun 2017" Ujarnya.
Samidi pun juga bekata bahwa " Dahulu Waduk Cengklik ini mampu mengairi Sampi Desa Giriroto yang berbatasan dengan Karanganyar, Karena sekarang debit air habis mencapai untuk wilayah terdekat saja. Dan ketika memasuki musim kemarau Volume Air Waduk Cengklik bahkan hanya dapat menyisihkan 5.000 meter / Kubik, Hal inilah yang membuat area pertanian di wilayah ujung timur tidak mendapatkan jatah air irigasi. Dan merurut Sumadi Volume air waduk cengklik yang dulu pernah menembus 17,5 jta meter per kubik pada tahun 1975 silam, akan tetapi seiring waktu berjalan, Jumlah sedimen yang kian terus menumpuk dan mengurangi daya tampung Waduk Cengklik dan saat ini pun waduk cengklik hanya mampu menampung volume air sekitar kurang lebih 10.5 juta meter / kubik jelasnya.
Sedangkan ketua P3A Nogosari Sadino ini juga mengaku heran dengan sejumlah bangunan permanen yang didirikan di saluran irigasi karena dengan adaya beberapa bangunan yang sudah diluruskan sertifikatnya sehingga tanah tersebut menjadi kepemilikannya, Bahkan ada juga yang siap membayar berapun harganya asalkan bisa mendapatkan sertifikat, Padahal tempat inikan adalah salah satu aset Negara."Ujarnya.
Sadino juga mengatakan, Selain didirikannya bangunan permanen di sekitar saluran irigasi, Faktor lain yang menyebabkan berkurangnya volume daya tampung waduk cengklik ini dengan banyaknya pohon-pohonan yang memang sengaja ditanam di atas tanah aset irigasi, Dan salah satunya adalah pohon jati, Pohon ini memamng sengaja ditanam oleh warga karena dipergunakan untuk kepentingan pribadi mereka saja.(Boyolali,2/17)
Komentar
Posting Komentar